Ibu

Thursday, July 10, 2008

Mothers Day Glitter Graphics

Kasih ibu kepada beta

tak terhingga sepanjang masa..
hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia...

Sepertinya lagu Kasih Ibu itu benar-benar merefleksikan ibu saya. Ya.. ibu saya memang orang yang spesial. Apalagi ketika saya merasakan sendiri ternyata menjadi ibu rumah tangga itu tidak mudah. Apa yang menurut ibu baik bagi kita belum tentu diterima baik oleh kita anak-anaknya. Seringkali terjadi kesalahpahaman dalam memaknai apa yg dimaksudkan ibu. Mungkin pemikiran itu pula yang terjadi pada saya. Jika saya mengingat lagi betapa saya sering mengkritik ibu dengan pedas akan hal yang berbeda dengan pemikirannya, saya sering sedih. Meskipun saya terlalu sering mengecewakan ibu, rasa sayangnya terhadap saya tidak pernah surut.

Ibu bagi saya adalah wanita yang luar biasa, beliau betul-betul total dalam kariernya sebagai ibu rumah tangga. Mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari, mengatur perencanaan keuangan keluarga, menjadi koki, menjahit, hingga membuat kerajinan handmade dikerjakan ibu sendiri. Bahkan hasil karya ibu berupa lukisan kristik masih bisa dinikmati oleh anak cucunya sampai sekarang. Selain kesibukannya sebagai ratu rumah tangga, ibu juga aktif mengikuti kegiatan di luar rumah seperti dharma wanita, PKK dan olahraga. Bagi ibu kegiatan-kegiatan tersebut sebagai ajang sosialisasi, menambah ilmu dan pengalaman. Maka tak heran jika di lingkungannya ibu cukup banyak dikenal orang.

Sejak kecil saya termasuk anak yang sulit berpisah dari ibu, kemana pun ibu pergi saya selalu ingin ikut dengannya. Mungkin karena saya anak bungsu dan baru bisa disapih pada usia 3 tahun sehingga membuat saya begitu terikat dengan ibu. Saya tidak bisa membayangkan jika berada jauh dari ibu karena sejak kecil sampai besar saya tidak pernah tinggal jauh dari ibu. Ketika saya kecil pernah suatu kali saya diajak menginap ke Cipanas dengan saudara. Siang hari saya masih terlihat ceria, tetapi ketika malam saya menangis ingin pulang bertemu ibu. Akhirnya malam itu juga saya diantar pulang ke rumah karena tangis saya tidak juga berhenti.

Ibu adalah panutan bagi saya, dikala gencarnya iklan susu formula saya menguatkan tekad untuk bisa memberikan ASI minimal 2 tahun kepada anak saya seperti yang ibu berikan kepada saya. Dari ibu saya belajar bahwa setiap kehidupan yang kita jalani selalu ada pilihan. Dan semestinya pilihan yang kita pilih adalah yang terbaik bagi Allah, karena itu dalam setiap kegiatan yang kita jalani ibu selalu mengingatkan pentingnya berdoa.

Ibu tak pernah luput mendoakan kami anak-anaknya. Mulai dari ujian, masuk sekolah favorit, memilih pasangan hidup sampai melahirkan anak saya yang pertama, ibu selalu mendoakan. Saya merasakan betul mustajabnya doa ibu ketika saya akan melahirkan anak pertama. Dimana ketika itu usia kandungan 8 bulan anak saya diketahui lehernya terlilit tali pusar. Dokter mewanti-wanti saya agar melahirkan di RS agar jika terjadi sesuatu mudah penanganannya, dan Alhamdulillah saya melahirkan dengan normal dan cepat.

Ibu terimakasih atas apa yang telah kau berikan kepada kami. Atas cinta, kasih sayang, keberadaanmu, pengorbananmu, kehadiranmu dan doa yang tak pernah putus. Terimakasih..Tulisan ini hanyalah setitik cinta yang ingin diberikan anakmu atas semua cintamu yang agung. Terimakasih Ya Rabb.. Engkau telah memberi seorang Ibu yang luar biasa. Ibu... I LOVE U.

0 comments:

About This Blog

About This Blog

  © Blogger template Newspaper II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP